Friday, March 29, 2013

asumsi hasil budidaya jamur tiram


◘ -ANALISIS HASIL BUDIDAYA JAMUR TIRAM PUTIH- ◘

A. Harta Tetap
Kumbung dan peralatan untuk kapasitas 10.000 baglog
( tergantung dari harga bahan baku dan upah tenaga kerja di daerah lokasi )
No Keterangan Item Price Item Total
1. Kumbung Jamur 1 Paket Rp.13.000.000,- Rp.13.000.000,-
2. Perlengkapan Budidaya
Sprayer, Slang air, Sapu, cangkul dll. 1 Paket Rp.1.000.000,- Rp.1.000.000,-
Total Harta Tetap Rp.Rp.14.000.000,-

B. Penyusutan Harta Tetap
Nilai ekonomis lahan : 5 Tahun
pengisian ulang baglog jamur terhitung dalam tiap musim dengan efektifitas waktu 6
bulan yang berarti dalam lima tahun = 10 kali pengisian ulang
Jumlah Baglog Nilai Kumbung & Nilai Ekonomis Penyusutan
10.000 baglog Rp.13.000.000,- : 10 Rp. 1.300.000,-

Jika baglog membeli dengan harga Rp.2.000,-

C. Modal
Harga baglog Jumlah yang baglog dibutuhkan utntuk investasi Jumlah Modal
Rp. 2000,- 10.000 Rp. 20.000.000,-

D. Biaya Operasional

No Keterangan Item Price Item Total
1. Tenaga Kerja 1 orang 120hr/1musim Rp.7.000,- Rp.840.000,-
2. Air 4bln/1musim Rp.100.000,- Rp.400.000,-
Total biaya operasional Rp1.240.000,-

C. Analisis Hasil Laba Rugi Panen Jamur Tiram Putih
Satu baglog jamur menghasilkan + 0,38 kg jamur tiram putih dengan asumsi harga jual Rp. 10.000/ kg
Jumlah Baglog Hasil penjualan jamur Modal pembelian baglog Laba / musim
10.000 baglog Rp. 38.000.000,- Rp. 20.000.000,- Rp. 18.000.000,-
Nb : Belum terpotong biaya operasional dan biaya penyusutan.

Wednesday, March 27, 2013

sterilisasi baglog jamur menggunakan drum bekas





5. Sterelisasi/Pasteurisasi baglog
Sterelisasi/Pasteurisasi baglog bertujuan untuk mencegah pertumbuhan semua jasad hidup yang berada di dalam baglog/substrat tanam yang mungkin terbawa bersama bahan baku yang dapat mengganggu pertumbuhan jamur yang ditanam.
Cara sterelisasi ini menggunakan alat oven/steamer . sterelisasi dapat dilakukan dengan beberapa cara, misalnya dengan udara panas, atau dengan tekanan tinggi, dan sebagainya. Sterelisasi baglog/substrat tanam jamur dapat dilakukan dengan menggunakan uap air panas bertekanan tinggi yaitu pada temperatur uap air sekitar 100C dan tekanan 1 atmosfir / 2 bar. Sterelisasi yang dilakukan pada temperatur 80C-90C memerlukan waktu antara 7-8 jam, sedangkan sterelisasi pada temperatur diatas 90C memerlukan waktu selama 4 jam.
Beberapa alternatif cara sterelisasi sebagai berikut:
a. Sterelisasi sederhana menggunakan drum bekas
Salah satu cara sterelisasi sederhana dengan membuat bejana sterelisasi sendiri dari drum bekas yang bisa memuat lebih kurang 100 baglog. Bagian dalam bejana dibagi 2 bagian,yaitu bagian bawah dan bagian ata. Bagian bawah, dgunakan sebagai tempat air yang akan dipnaskan dan menghasilkan uap air panas. Bagian atas, digunakan sebagai tempat baglog/substrat tanam yang akan disterilkan. Bagian bawah dan bagian atas dibatasi degan kawat kasa ataupun penghalang lain yang terbuat dari anyaman bambu.
Kegagalan stereisasi dengan cara seperti di atas antara lain disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
• Temperatur yag diperlukan, yaitu temperatur diatas 85C , tidak tercapai atau tidak tersebar secara merata ke tiap substrat tanam yang berada di dalam drum.
• Waktu pemanasan terlalu singkat, rata-rata kurang dari lima jam, sehingga bibit jamur liar yang terdapat di dalam substrat tanam dalam bentuk spora tidak mati.
• Tekanan uap air panas yang diperlukan tidak tercapai sehingga banyak jasad kontaminan (berbentuk spora jamur)akan tumbuh.
Nilai kontaminasi yang lebih dari 30% tentu saja merupakan kerugian yang sangat besar. Jika jumlah baglog/substrat tanam yang disterilkan lebih dari 1000 buah maka jumlah yang terkontaminasi lebh dari 300 buah.

PEMBUATAN BAGLOG

suplier jual jamur tiram segar, bibit, baglog jamur tiram, olahan jamur, pelatihan budidaya jamur, alat-alat produksi jamur Hp :081945740134 / 0341-8860662 pin BB : 276AE65B. Persiapan alat sebagai berikut :
o Plastik PP ukuran 18x35
o Ring dan tutup ring baglog
o Koran, karet gelang atau bisa digantikan dengan kapas/ dagron/ kain
o Drum, karet ban, plastik penutup drum
o Bahan bakar ( kayu, elpiji )
o Bibit F2 / starter
o Tungkai untuk bibit
o Bunsen + spirtus
o alkohol
1. Persiapan bahan baku
Bahan baku yang terdiri atas serbuk gergajian kayu, bekatul, kapur serta air disiapkan sesuai dengan kebutuhannya. Perbandingan kebutuhan bahan – bahan tersebut adalah seperti pada tabel berikut ini.

Formula Bahan Untuk Pembuatan Baglog Jamur Tiram
Formulasi Serbuk Kayu (kg) Bekatul (kg) Kapur (kg)
I 100 15 5
II 100 20 2,5
III 100 10 2,5
IV 100 10 5

Pada tabel ini terdapat berbagai formulasi bahan untuk pertumbuhan jamur tiram.hal tersebut berdasarkan pengalaman masing-masing pengusaha yang dilakukan di tempat yang berbeda yang lebih menguntungkan. Biasanya setiap pengusaha jamur tiram mempunyai formulasi khusus. Berdasarkan tabel dapat dipilih salah satu formulasi yang sesuai dengan kondisi tempat budidaya.




2. Pencampuran Bahan
Bahan-bahan untuk pembuatan baglog yang telah ditimbang sesuai dengan kebutuhan selanjutnya bahan –bahan dapat dicampur. Pencampuran dapat dilakukan secara manual dengan tenaga manusia apabila kapasitas produksinya masih kecil. Namun, jika produksi cukup besar maka pencampuran dilakukan dengan mesin pencampuran (mixer). Pencampuran harus dilakukan secara merata. Dalam proses pencampuran diusahakan tidak terdapat gumpalan, terutama serbuk gergaji dan kapur, karena dapat mengakibatkan komposisi campuran media yang diperoleh tidak merata. Semua bahan dicampur sampai merata. Dengan meratanya campuran media sangat berpengaruh baik terhadap pertumbuhan jamur.

3. Pengomposan
Pengomposan dilakukan dengan cara membumbun campuran bahan media kemudian menutupnya scara rapat dengan menggunaan plastik selama 1-2 hari. waktu pengomposan selama 2-5 hari, dan selama pengomposan dilakukan pengadukan sebanyak 3-4 kali. Proses pengomposan yang baik ditandai dengan kenaikan suhu menjadi sekitar 50C.
Kadar air campuran atau kompos harus diatur pada kondisi 50-65% dengan tingkat keasaman (pH) 6-7. Secara sederhana, untuk mengetahui kadar air 50-65% dapat dilakukan dengan membuat gumpalan adonan dengan cara mengepalkan adonan. Apabila gumpalan dalam kepalan mengeluarkan air terlalu banyak maka kandungan air dalam bahan tersebut terlalu tinggi. Adonan yang baik adalah bila adonan itu dikepal membentuk gumpalan, tetapi mudah dihancurkan kembali. Adonan yang terlalu banyak mengandung air memacu pertumbuhan mikrobia yang lain, terutama dari jenis kapang, yaang dapat merusak media (media tumbuh maupun jamur yang tmbuh menjadi cepat busuk). Air berfungsi dalam penyerapan nutrisi oleh miselium. Air yang digunakan haruslah air yang bersih untuk mengurangi risiko kontaminasi organisme lain dalam media.
Tingkat keasaman atau pH media dapat diketahui dengan menggunakan kertas Ph. Seperti telah diuraikan bahwa tingkat keasaman (pH) yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dari 6-7 akan menghambat pertumbuhan jamur.



4. Pembungkusan
Media campuran tersebut di atas kemudian dimasukkan ke dalam kantung plastik tahan panas (PE 0,4) yang transparan. Pembungkusan ini dilakukan dengan cara memasukkan adonan ke dalam plastik kemudian adonan itu dipadatkan dengan menggunakan tangan atau alat yang lain. Media yang kurang padat akan menyebabkan hasil panen yang tidak optimal karena media cepat membusuk sehingga produktivitas menurun.

5. Sterelisasi/Pasteurisasi baglog
Sterelisasi/Pasteurisasi baglog bertujuan untuk mencegah pertumbuhan semua jasad hidup yang berada di dalam baglog/substrat tanam yang mungkin terbawa bersama bahan baku yang dapat mengganggu pertumbuhan jamur yang ditanam.
Cara sterelisasi ini menggunakan alat oven/steamer . sterelisasi dapat dilakukan dengan beberapa cara, misalnya dengan udara panas, atau dengan tekanan tinggi, dan sebagainya. Sterelisasi baglog/substrat tanam jamur dapat dilakukan dengan menggunakan uap air panas bertekanan tinggi yaitu pada temperatur uap air sekitar 100C dan tekanan 1 atmosfir / 2 bar. Sterelisasi yang dilakukan pada temperatur 80C-90C memerlukan waktu antara 7-8 jam, sedangkan sterelisasi pada temperatur diatas 90C memerlukan waktu selama 4 jam.
Beberapa alternatif cara sterelisasi sebagai berikut:
a. Sterelisasi sederhana menggunakan drum bekas
Salah satu cara sterelisasi sederhana dengan membuat bejana sterelisasi sendiri dari drum bekas yang bisa memuat lebih kurang 500 baglog. Bagian dalam bejana dibagi 2 bagian,yaitu bagian bawah dan bagian ata. Bagian bawah, dgunakan sebagai tempat air yang akan dipnaskan dan menghasilkan uap air panas. Bagian atas, digunakan sebagai tempat baglog/substrat tanam yang akan disterilkan. Bagian bawah dan bagian atas dibatasi degan kawat kasa ataupun penghalang lain yang terbuat dari anyaman bambu.
Kegagalan stereisasi dengan cara seperti di atas antara lain disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
• Temperatur yag diperlukan, yaitu temperatur diatas 85C , tidak tercapai atau tidak tersebar secara merata ke tiap substrat tanam yang berada di dalam drum.
• Waktu pemanasan terlalu singkat, rata-rata kurang dari lima jam, sehingga bibit jamur liar yang terdapat di dalam substrat tanam dalam bentuk spora tidak mati.
• Tekanan uap air panas yang diperlukan tidak tercapai sehingga banyak jasad kontaminan (berbentuk spora jamur)akan tumbuh.
Nilai kontaminasi yang lebih dari 30% tentu saja merupakan kerugian yang sangat besar. Jika jumlah baglog/substrat tanam yang disterilkan lebih dari 1000 buah maka jumlah yang terkontaminasi lebh dari 300 buah.


Penanaman Bibit (Inokulasi) dan pemeliharaan
Setelah media selesai disterilkan diamkan dan dinginkan Salah satu faktor yang menentukan terhadap keberhasilan budi daya jamur tiram adalah faktor kebersihan dalam proses budi daya, baik kebersihan tempat, alat, maupun pekerjanya. Hal ini karena kebersihan adalah hal yang mutlak harus dipenuhi. Oleh karena itu, tempat untuk penanaman sebaiknya dibersihkan dahulu dengan sapu, dan lantainya dibersihkan dengan desinfektan. Alat yang digunakan untuk menanam juga harus disterilisasi menggunakan alkohol dan dipanaskan diatas api lilin. Selain itu, selama penanaman para pekerja idealnya juga menggunakan masker. Ini semua tujuannya adalah untuk menghindari atau memperkecil kemungkinan terjadinya kontaminasi.
Bagaimana proses penanaman (Inokulasi) bibit jamur tiram berikut ini caranya :
1. Siapkan baglog yang telah disterilisasi sebagai media (tempat) penanaman bibit. Kemudian bukalah sumbatan baglog apabila perlu cincin baglog juga dibuka. Perlu diperhatikan bahwa peralatan untuk menanam harus selalu dalam kondisi steril, caranya dengan membakarnya diatas api terlebih dahulu.
2. Siapkan bibit F2, kemudian ambil dan taburkan sebanyak satu sendok makan bibit semai pada baglog media (inokulasi). Lantas tutuplah baglog dengan sumbat kapas/ tutup koran dan ikat kembali dengan cincin paralon.
3. Setelah proses inokulasi selesai, baglog yang telah ditanami(diberi) bibit jamur tirm putih dipindahkan ke ruang inkubasi untuk pertumbuhan miselium (bakal jamur)
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam inkubasi adalah sebagai berikut :
a. Inkubasi area harus benar-benar tempat yang bersih. Untuk memastikannya, sebaiknya sterilkan ruang inkubasi dengan menyemprotkan formalin 2% di sekitar rak inkubasi.
b. Pada awal peletakkan baglog di rak inkubasi, sebaiknya tidak terlalu banyak cahaya dan sirkulasi udara. Tapi setelah kurang lebih 1 minggu- 10 hari, tamahkan cahaya dan sirkulasi udara yang cukup.
Tempat rak inkubasi sebaiknya bersuhu kamar rata-rata 25-28C, dengan kelembaban udara antara 80% - 90%, dan pancaran cahaya 500 lux. Jika suhu pada ruangan inkubasi terlalu tinggi diatas 32C,biasanya terlalu beresiko dan dapat menyebabkan kegagalan tumbuh miselium.hal ini disebabkan pertumbuhan miselium sangat rentan terhadap bakteri thermofilik.jika kelembaban kurang dari 80%, maka baglog/substrat tanam akan megering. Agar kelembaban terjamin, lantai ruangan perlu disiram pagi dan sore hari, dengan menggunakan air bersih. Kelembaban yang tinggi juga kurang baik, karena bisa menyebabkan kandungan air di dalam baglog menjadi tinggi. Hal ini akan menyebabkan pertumbuhan jamur liar yang tidak diharapkan dalam jumlah yang banyak. Jamur liar ini merupakan jenis jamur hama yang akan menghambat pertumbuhan jamur yang ditanam.
c. Selama pemeliharaan pertumbuhan miselia jamur di dalam media bibit harus dilakukan pemeriksaan. Apabila ada yang gagal kembalikan lagi untuk disterelisasi dan diberi bibit (inokulasi). Dan jika terdapat petumbuhan serat-serat bewarna gelap(hitam, coklat, hijau, biru atau merah) yang menandakan kehadiran jamur liar yang tidakdiharapkan, maka jamur kontaminasi harus segera dipisahkan dan dibakar, karena akan menjadi sumber gangguan terhadap jamur yang ditanam, sehingga pertumbuhan jamur di dalam baglog akan terhenti/terganggu. Jika pertumbuhan jamur liar sudah memenuhi baglog, sebaiknya baglog dimusnahkan dengan cara dikubur atau dibakar. Dan jika ada baglog yang menghasilkan jamur dalam jumlah yang sangat sedikit dan berukuran kecil-kecil juga perlu diganti secara keseluruhan dengan yang baru.
d. Setelah 10 – 15 hari akan tumbuh miselia bibit. Setelah 40 – 60 hari pertumbuhan miselia akan memenuhi permukaan media (berwarna putih). Namun pemindahan baglog dari ruang inkubasi ke rumah kumbung (mushroom house) sebaiknya diakukan saat miselium telah mencapai lebih dari 30%

Sunday, March 3, 2013

apa aja yang perlu disiapkan dalam budidaya jamur tiram




Peralatan dan tenaga kerja
1. Kebutuhan pralata dan sarana pendukung budidaya jamur tiram
• Peralatan pembuatan baglog (media tanam) meliputi alat angkut bahan baku, pengayak, penampur dan alat pembuat baglog
• Peralatan sterilisasi/pasteurisasi lo tanam, boiler dan steamer
• Peralatan penanaman bibit jamur ke dalam baglog
• Peralatan panen dan pasca panen
Secara lengkap sebagai berikut :
Plastik PP ukuran 18x35 / 20x35
Cincin paralon
Alkohol
Pembakar bunzen
spirtus
Kapas / dakron / kertas + karet
Alat pengayak, sekop
Alat penganggkut bahan baku
Alat strerilisasi baglog ( berupa drum /oven / steamer /boiler /autoclave)
Ruang sterilisasi
Bejana bebas hama ( enkas / box steril / laminar flow)
Alat pengatur temperatur dan kelembaban ruangan
Timbangan ( kapasitas 10kg-100kg)
Alat pengepak
Vaccum sealer
Sarung tangan, pisau, gunting dan sebagainya

Saturday, March 2, 2013

Pembuatan rak jamur tiram




Tujuan pembuatan rak baglog antara lain agar susunan baglog isa tertata rapih, hasil yang maksimal dan untuk mempermudah pekerja dalam melaksanakan pemeliharaan dan pemanenan. Rak sebaiknya dibuat dari bambu tua agar tidak cepat rusak jika ditumbuhi jamur. Jumlah dan tinggi rak disesuaikan dengan tinggi ruangan dan jumlah baglog tanam yang akan dipelihara.

Rak diletakkan diantara jalan dengan jarak 60/ 80 cm ini dimaksudkan agar memudahkan untuk memanen karena tubuh buah jamur tumbuh dari depan dan dari belakang baglog
Tiang rak setinggi 2 meter dengan rak awal 15cm dari tanah setelah itu 40cm tiap skat raknya.










Dengan ukuran 40cm dapat diisi 3 tumpukan baglog dengan diameter 12cm
Model rak tumpuk 3 baglog seperti lebih aman dari ambrol, tumpukan baglog yang terlalu banyak kadang menyebabkan baglog yang paling awah kempes duluan akibatnya baglog diatasnya ambrol.

Jangan lupa kaki2 tiang dibungkus plastik atau diolesi dengan oli ini dimaksudkan agar terhindar dri rayap.

Friday, March 1, 2013

Pembangunan / pembuatan rumah jamur (kumbung jamur )



Rumah jamur (kumbung jamur) merupakan bangunan yang ruang didalamnya digunakan untuk

membudidayakan jamur tiram. Bentuk dan ukuran rumah kumbung disesuaikan dengan

kebutuhan. Dan rak baglog berfungs sebagai tempat untuk meletakkan baglog-baglog

jamur ang telah ditanam.











Budidaya jamur tiram secara tradisional tidak memerlukan ruang pemeliharaan.

Gelondongan kayu yang sudah ditanami bibit cukup ditempatkan di bawah rimbunan pohon.

Namu dalam budidaya jamur tiram secara intensif, pemeliharaan harus dilakukan di

dalam ruangan yang sesuai dan memenuhi syarat baik bentuk, ukuran, maupun lingungan.

Dan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi pertumbuhan jamur tiram adalah

kelembaban.

Maka dari itu rumah kumbung yang dibuat idealya harus bisa memenuhi kelembaban yang

dibutuhkan.

Dindi rumah kumbung jamur bisa terbuat dari anyaman bambu/ tembok/ terpal/kayu.

Dinding bangunan harus dibuat sedemikian rupa sehingga sewaktu-waktu dapat dibuka

(ada jendela) utuk mendapatkan sirkulasi udara yang baik. Untuk mengatur sirkulasi

udara di kubung bisa dibuatkan ventilasi buka tutup.

Lantai rumah kumbung sebaiknya beralaskan pasir atau tanah. Agar supaya setelah

dilakukan penyiraman pada lantai kelembabannya selalu terjaga. Atapnya dapat terbuat

dari genting, anyaman bambu, plastik gelombang berwarna gelap.

Ukuran bangunan disesuaikan dengan kebutuhan, yaitu jumlah baglog tanam yang akan

dipelihara. Jumlah 1000 baglog kira-kira memerlukan luas 12 M persegi

Letak bangunan harus lebih tinggi daripada lahan sekitarnya untuk mencegah terjadinya

banjir akibat curah hujan yang deras.